iklan

Thursday, March 9, 2017

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI KADAL


ANATOMI KADAL
(Eutropis multifasciata)










Oleh :
Nama              : Niki Andalusi
NIM                : B1A015082
Rombongan   : III
Kelompok      : 2
Asisten            : Ani Septiani








LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN









KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I.  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakannya dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit secara total yaitu pada anggota sub-ordo Ophidia dan pengelupasan kulit sebagian pada anggota sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Brotowidjoyo, 1993).
Kadal (Eutropis multifasciata) termasuk hewan vertebrata yang termasuk kedalam class Reptilia (ordo Squamata), yaitu sekelompok vertebrata yang mampu menyesuaikan diri di tempat yang kering di tanah. Kadal memiliki panjang tubuh kurang dari 40 cm. Kulitnya kering karena tidak memiliki kelenjar mukus. Lapisan luar yang menanduk dari kulit mengelupas secara berkala (Radiopoetro, 1991).
Kadal termasuk golongan reptilian yang berdarah dingin, karena tidak dapat mempertahankan tubuhnya pada saat hangat yang tetap. Berbeda dengan burung dan mamalia, reptile tidak memiliki bulu agar tetap hangat dan kelenjar keringat untuk menyejukkan suhu tubuh mereka mengikuti suhu lingkungan. Dari sekian ribu jenis reptil, kadal termasuk jenis yang baik digunakan sebagai bahan praktikum karena selain mudah didapat juga mudah untuk di bedah (Sukiya, 2005).
Tubuh kadal memanjang, tertekan lateral, berkaki empat, kuat dan dapat digunakan untuk memanjat. Mandibula  bersatu di bagian anterior dan tulang pterigoid, berkontak dengan tulang kuadrat. Kelopak mata dapat digerakkan. Sabuk  pectoral dapat berkembang baik dan mulut lengkap. Ekornya digunakan untuk keseimbangan gerak ketika berlari (Ville et al., 1998).
Praktikum kali ini menggunakan Kadal (Eutropis multifasciata) di gunakan sebagai preparat karena mewakili class reptilian. Praktikum ini menggunakan Eutropis multifasciata karena hewan ini tidak berbisa sehingga tidak berbahaya. Selain itu, hewan ini mempunyai struktur morfologi dan anatomi yang mudah diamati.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk mengetahui Morfologi dan Anatomi Kadal (Eutropis multifasciata).




















II.   MATERI DAN METODE
A.    Materi
Alat yang digunakan adalah Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah.
Bahan yang digunakan adalah Kadal (Eutropis multifasciata), air kran, kloroform, tissue.

B.  Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.        Kadal dibius dengan dimasukkan ke larutan klorofom dan dibiarkan sampai mati lemas.
2.        Setelah mati kadal dibedah dan pembedahan dimulai dengan pengguntingan di depan lubang kloaka ke sisi kiri dan kanan tubuh kemudian ke arah depan melewati kaki depan sampai ke tengah rahang atas.
3.        Hemipenis kadal dapat diketahui dengan cara menekan pangkal ekor.
4.        Bagian-bagian rongga mulut dapat diketahui dengan cara menggunting kedua sudut mulut lebar-lebar, rahang dibuka kemudian ditarik bagian atas dan bawah, maka bagian dalam akan kelihatan.
5.        Bagian-bagian dalam tubuh reptil diamati dan digambar serta diberi keterangan gambar.












B.     Pembahasan
Klasifikasi kadal (Eutropis multifasciata) menurut Ibrahim dkk. (2003) adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Reptilia
Ordo                : Squamata
Sub ordo         : lacertilia
Famili              : Scincidae
Genus              : Eutropis
Spesies            : Eutropis multifasciata
Kadal (Eutropis multifasciata) masuk dalam ordo Lacertilia (sauria) yang mempunyai ciri-ciri antara lain kuku panjang, tapi kurang dari 30 cm, kaki 4 buah yang kadang- kadang tereduksi atau hilang sama sekali. Mandibula menyatu di bagian anterior, tulang kuadrat berkontrak dengan pterigoid, sehingga terbukanya mulut terbatas (tidak seperti ular). Kelopak mata biasanya dapat digerakan (Brotowidjoyo, 1993).  
Hasil pengamatan morfologi Kadal (Eutropis multifasciata) didapatkan bahwa tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu caput, truncus dan cauda. Kadal mempunyai dua pasang kaki yang terletak pada bagian bawah, sepasang di depan dan sepasang di belakang. Kulit kadal umumnya tertutup oleh lapisan squama epidermal yang menanduk, di bawahnya disokong oleh lamina derminalis yang menulang. Lubang pelepasan berupa celah tranversal (Radiopoetro, 1977).
Menurut Brotowidjoyo (1993), ciri-ciri khusus dari Kadal yaitu terdapat zat tanduk di sepanjang permukaan tubuhnya, mempunyai  cauda atau ekor, jantungnya terdiri dari dua antrium dan ventriculus. Kadal  mempunyai dua pasang anggota badan bersifat pentadectil yaitu extrimitas anterior dan extrimitas posterior .
Kadal dari genus Eutropis banyak macamnya, dan tersebar di banyak lokasi di dunia. Spesies kadal yang umum ditemukan di Indonesia adalah Eutropis multifasciata.  Kadal merupakan hewan berkaki empat, kebanyakan hidup di atas tanah berumput, diantara bebatuan, pepohonan, ada juga yang hidup di gurun pasir. Umumnya kulit mengkilap dan berwarna kehijauan sampai coklat. Kulit hewan ini bersisik sehingga mudah  beradaptasi di udara kering (Miralles et al, 2009).
Ciri-ciri morfologi dari kadal adalah bagian-bagian kadal dibagi menjadi tiga yaitu kepala, badan dan ekor. Pada bagian kepala terdapat hidung, mata,  mulut, pada mulut terdapat choana priver, dentes, palatum, choana sekunder, ostium tubuli auditif, faring rima glatis dan lingua titida pada kadal alat pendengaranya berupa membran timfani. Pada alat geraknya kadal mempunyai kaki empat dimana pada bagian depan terdiri dari branchium dibagian paling atas, ante branchium dibawah branchium, manus adalah telapak tangan dan digiti (jari-jari) terdapat 5 pasang. Pada tiap digiti terdapat cakar-cakar yang berfungsi untuk membunuh mangsa. Pada kaki bagian belakang terdiri dari femur, crus, pes dan digiti. Digiti pada bagian kaki depan dan belakang berbeda dimana perbedaanya terdapat pada ibu jarinya. Ekor pada kadal mempunyai panjang dua kali panjang tubuhnya. Sisik pada kadal bersifat halus dan mengkilat pada bagian belakang terdapat sisik sosmoid (Condrokusumo, 1983).
Tubuh kadal memanjang, tertekan lateral, berkaki empat, kuat dan dapat digunakan untuk memanjat. Mandibula  bersatu di bagian anterior dan tulang pterigoid, berkontak dengan tulang kuadrat. Kelopak mata dapat digerakkan. Sabuk  pectoral dapat berkembang baik dan mulut lengkap. Ekornya digunakan untuk keseimbangan gerak ketika berlari (Ville et al., 1998).
Mabouya multifasciata mempunyai kulit yang bersisik dan kering. Kulitnya yang kurang menembus air, sehingga cairan yang hilang dari badan melalui kulit sedikit. Tulang rusuk pada kadal dapat bergantian merenggang kemudian merapat karena terdapat perangkat otot-otot tulang rusuk yang yang berlawanan (Kimball, 1991).
Tubuh kadal tertutupi oleh kulit kering dengan sisik-sisik zat tanduk di permukaanya tanpa adanya kelenjar-kelenjar berlendir. Bagian perut kadal mempunyai sisik berwarna putih kekuning-kuningan, pada bagian punggung berwarna antara kuning coklat sampai coklat tua. Warna sisik pada kadal tergantung dari umur, jenis kelamin, keadaan lingkungan dan keadaan fisiologis tubuhnya (Radiopoetro, 1991)
Sistem pencernaan pada Kadal yaitu mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gig-gig) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang dan gigi ini sebagai gigi pleurodont, bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum (tulang langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes palatini. Lingua yang tipih bersifat bipida (bercabang dua) terletak di dasar cavum oris. Dibelakang faring terdapat oesophagus yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagian vundus yang agak bulat dan bagian kecil di sebut viloris bagian ini bersambung dengan intestinum tenue (usus halus) terus di lanjutkan oleh intestinum crasum (usus besar) yang sering di sebut rektum. Diantara kedua intestinum itu terdapat caecum yang sangat pendek akhirnya rektum bermuara pada kloaka. Gladulae digestiva berupa hepar yang terdiri atas lobus dexter dan sinister berwarna coklat. Pada bagian caudal lobus dexter hepatis terdapat vesica fellea. Glandulae pancreatisa terlatak antara ventriculum dan bagian craneal intestinum tenue. Kloaka merupakan muara umum untuk tractus digestiva, excretoria dan reproductiva (Jasin, 1989).
Paru-paru Kadal sudah berkembang baik dan ukurannya cukup besar. Bagian sirkulasi  Kadal berupa jantung yang dibungkus membran transparan (pericardium) dan dibatasi oleh endokardium. Sistem respiratoria terdiri dari struktur yang terletak diantara nostril dan paru-paru yaitu glottis dan laring (Storer dan Usinger, 1957).
Respirasi dimulai dengan masuknya udara ke nares externa, kemudian masuk ke nares interna melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke laring. Laring tersusun atas tiga buah tulang rawan dan berisi beberapa pasang pita suara. Udara kemudian menuju trakhea yang bercabang menjadi dua bronchi yang kemudian masing-masing menuju paru-paru (Jasin, 1989).
System ekskresi kadal (Eutropis multifasciata) dibangun oleh sepasang ginjal yang terdapat agak ke pangkal ekor dari belakang, bentuknya gepeng, dan berwarna coklat. Terdapat sepasang ureter yang bermuara pada kantung kemih (vesica urinaria) yang kecil dan berakhir pada lubang kloaka (Jasin, 1989).
Sistem urogenital terdiri dari ginjal sepasang berbentuk tidak teratur, berwarna merah tua, terdiri dari dua lobi anterior dan posterior. Kadal mempunyai kantong kemih atau kantong urin yang berfungsi membawa air untuk melembabkan  tanah yang akan digunakan sebagiai sarang. Ureter bermuara dalam kloaka dan akan diserap kembali ke dalam kantong urine (Jasin,1989).
Sistem genitalia pada Kadal jantan terdiri dari testis yang berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek. Sedangkan pada sistem genitalia betina terdapat ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral columna vertebralis.  Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur (Condrokusumo, 1983).
Menurut Brotowidjoyo (1993), bahwa perbedaan antara Kadal betina dan Kadal jantan adalah pada Kadal jantan terdapat sepasang testis, sedangkan pada Kadal betina   memiliki   ovarium. Kadal   jantan   testis   yang   sebelah   kiri   lebih   tinggi daripada testis yang sebelah kanan, sepasang ginjal dan hemipenis. Kadal betina memiliki sepasang ostium tuba, oviduct, dan ovarium. Tubuh Kadal jantan terlihat lebih besar daripada tubuh Kadal betina.












IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
Berdasarkan tujuan

 B.  Saran
Saran untuk praktikum kali ini praktikan diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam melakukan proses pembedahan agar preparat tidak rusak serta praktikan lebih berani dalam bergantian melakukan pembedahan.



DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, M. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Ibrahim et al. 2003. An Annotated checklist of Herpetofauna of  Langkawi Island,
            Malaysia. Malayan Nature Journal, 57(IV), pp. 368-381.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan (Vertebrata dan Invertebrata). Surabaya: Sinar
            Wijaya.
Kimball, J. W. 1991. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Miralles, A., Chaparro, J.C., Harvey, M.B. 2009. Aurilien Three Rare Enigmatic
South American skins. Zootaxa, Vol. 2012, pp. 47-68.
Radiopoetra. 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Radiopoetra. 1991. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Storer, Tracy and Usinger, R. 1957. Elements of Zoology. London: Mc Graw Hill
Book Company.
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang.
Ville, C. A., W. F. Walker, R. D. Barries. 1998. General Zoology. Philadelphia: W. B. Saunders Company.