iklan

Wednesday, March 1, 2017

LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI MANUSIA



RESPIRASI MANUSIA








 












Oleh :
Nama                      : Niki Andalusi
NIM                        : B1A015082
Rombongan           : IV
Kelompok              : 5
Asisten                    : Estri Jayanti




LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I.                   PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Pernapasan  merupakan proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya. Sedangkan proses perombakan bahan makanan menggunakan oksigen sehingga diperoleh energi dan gas sisa pembakaran karbon dioksida (CO2) disebut respirasi. Proses respirasi yang menggunakan oksigen disebut juga respirasi. Proses respirasi yang menggunakan oksigen disebut juga respirasi aerob sedangkan respirasi yang tidak membutuhkan oksigen disebut respirasi anaerob (Rahmat, 2007).
Respirasi merupakan proses penguraian senyawa organik kompleks menjadi senyawa-senyawa yang sederhana. Sebagian besar proses respirasi berlangsung didalam mitokondria. Adapun sebagian proses yang lain berlangsung dalam sitosol (Dartius,1999). Jumlah pernafasan dapat menujukan keadaan irama jantung dan pertukaran gas di dalam darah. Berdasarkan penelitian medis, jumlah pernafasan dianggap sebagai penanda disfungsi paru-paru (Das, 2013).
Peran sistem respirasi adalah untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Untuk melakukan pertukaran gas, sistem kardiovaskular dan sistem respirasi harus bekerja sama. Sistem kardiovaskular  bertanggung jawab untuk perfusi darah melalui paru-paru sedangkan sistem pernapasan melakukan dua fungsi terpisah yaitu ventilasi dan respirasi (Handoko, 2001).
Pada prinsipnya, pertukaran gas yang terjadi di jaringan tubuh dan paru-paru terjadi secara difusi mengikuti perbedaan tekanan. Udara yang sampai alveoli memiliki tekanan O2 yang lebih tinggi dan tekanan CO2 yang lebih rendah dibandingkan dengan darah dalam pembuluh arteri yang melewati alveoli. Jika tekanan udara 1 atmosfer (760 mmHg), dan volume O2 adalah 21%, tekanan parsial O2 (PO2) di udara bebas adalah 0,21 x 760 mmHg, yaitu sekitar 160 mmHg. Sementara itu, tekanan parsial CO2 (PCO2) diketahui adalah sekitar 0,23 mmHg. Akibatnya, O2 dari udara berdifusi melewati epitel alveoli dan kapiler ke dalam darah di dalam kapiler (Campbell, 1998).
B.       Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalahmengukur volume inspirasi dan ekspirasi normal dari respirasi (volume tidal), mengukur berapa besar kapasitas paru-paru yang dapat dimasuki udara respirasi (kapasitas vital), dan mengukur jumlah volume paru-paru yang dapat menampang udara respirasi normal selama satu menit (volume total).



II.                MATERI DAN METODE
A.      Materi
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah jam/ pengukur waktu, aquarium, selang sepanjang 1 meter, gelas kimia berskala, gelas ukur 2 L, dan air secukupnya.
B.       Metode
Volume Tidal
a.       Tarik bafas secara normal, kemudian cepat-cepat hembuskan kedalam gelas kimia melalui ujung selang.
b.      ujung selang segera dilepaskan dari mulut anda, ujung selang yang lepas harus lebih tinggi dari gelas kimia.
c.       Skala pada gelas kimia dilihat, amati volume udara yang timbul setelah anda hembuskan nafas. Volume tersebut menunjukan volume tidal udara respirasi.
d.      Percobaan dilakukan pula pada praktikan dengann jenis kelamin berbeda, kemudian bandingkan hasilnya.
e.       Lakukan juga percobaan tersebut setelah melakukan aktivitas berlari.
Kapasitas Vital paru - paru (KV)
a.       Nafas fitarik dalam dalam sekuatnya, kemudian cepat hembuskan kedalam gelas kimia melalui ujung selang sekuat-kuatnya.
b.      Ujung selang segera dilepaskan dari mulut.
c.       Skala pada gelas kimia diamati, volume tersebut merupakan kapasitas vital dari paru-paru
d.      Percobaan dilakukan pada praktikan dengan jenis kelamin yang berbeda, kemudian bandingkan hasilnya.
Volume Total (VT)
a.       Hitung jumlah nafas selama satu menit
b.      Untuk menghitung volume total paru-paru tinggal mengalikan volume tidal dengan jumlah nafas oer menit.





I.                   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil
Tabel 1. Cara menentukan volume tidaL, volume total, dan volume vital
Kel
Volume Tidal
Volume Total
Volume Vital
L
P
LL
PL
L
P
LL
PL
L
P
1
10
280
410
405
8200
8120
26240
14580
1710
2060
2
1620
610
1365
1852
20340
32760
41425
43995
>2000
1580
3
265
505
340
495
3975
10100
5100
9900
>2000
1545
4
1870
1090
1335
1045
29920
44690
34710
36575
2400
1920
5
455
740
795
1950
15015
19240
53265
68250
1820
2160

Jumlah nafas per menit
Janis Kelamin
Nafas/Menit Saat Biasa
Nafas/Menit Setelah Berlari


Laki-Laki
26
35

Perempuan
33
67


Volume total = Volume Tidal x Julmah Nafas/ Menit
VT(L)              = 455 X 26      = 15015
VT(P)              = 740 X 33      = 19240
VT (LL)          = 795 X 35      = 53265
VT (LP)           = 1950 X 67    = 68250



B.       Pembahasan
Hasil praktikum menunjukan Olah raga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru sehingga menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Kapasitas vital pada seorang atletis lebih besar daripada orang yang tidak pernah berolahraga. Kebiasaan olah raga akan meningkatkan kapasitas paru dan akan meningkat 30-40 % (Guyton & Hall, 1997).
Pernapasan ialah mengambil oksigen dari udara dan mengantarkannya ke jaringan. Oksigen itu dipakai untuk oksidasi glukosa, sehingga keluar energi dalam ikatan fosfat (ATP). Ada makhluk yang tak membutuhkan oksigen dari udara sebagai oksidator, disebut bernapas secara anaerobis (tanpa udara). Sedangkan makhluk yang membutuhkan oksigen sebagai oksidator zat makanan untuk memnghasilkan energi disebut bernapas secara aerobis (dengan udara). Sesungguhnya kedua cara bernapas itu bisa terjadi dalam satu individ, seperti terdapat pada hewan tinggi(Mamalia). Jika oksigen kurang atau tak ada, jaringan dapat bernapas secara anaerobis. Reaksi kimia yang terjadi pada saat makanan itu itu disebut reaksi Embden-Meyerhorf, dan ATP yang terjadi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang terjadi kalau bernapas secara aerobis. (Yatim,1987)
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan untuk memperoleh oksigen O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat pernapasan setiap makhluk hidup tidaklah sama, pada hewan invertebrata memilki alat pernapasan dan mekanisme pernapasan yang berbeda dengan hewan vertebrata (Waluyo,2010).
Respirasi eksternal adalah proses pertukaran gas antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi internal adalah proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan. Respirasi internal (pernapasan selular) berlangsung diseluruh sistem tubuh.Yang termasuk struktur utama system pernapasan adalah saluran udara pernapasan, terdiri dari saluran napas atas dan saluran napas bawah, serta paru (parenkim paru) (Molenaar, 2014).
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh (Yatim, 1990)
            Secara garis besar volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi 6 yaitu:
a.       Volume tidal (tidal volume), Volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang besarnya 500 cc atau  500 ml.
b.      Volume cadangan inspirasi/ udara komplementer, Volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernafas (inspirasi) biasa, yang besarnya  1500 cc atau  1500 ml.
c.       Volume cadangan ekspirasi/udara suplementer, Volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan nafas (ekspirasi) biasa, yang besarnya  1500 cc atau  1500 ml.
d.      Volume sisa / residu, Volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah mengeluarkan nafas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya  1000 cc atau  1000 ml.
e.       Kapasitas vital (vital cavasity), Volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya  3500 cc atau  3500 ml. Jadi, kapasitas vital = V tidal + V cadangan inspirasi + V cadangan ekspirasi.
f.        Volume total paru-paru (total lung volume), Volume udara yang dapat ditampung paru-paru semaksimal mungkin, yang besarnya  4500 cc atau  4500 ml. (Waluyo, 2010).
Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan menjumlah semua volume udara paru-paru. Kapasitas inspiratori adalah keseluruhan kemampuan inspiratori paru-paru, yaitu jumlah volume udara tidal dan volume udara cadangan inspiratori = 500ml + 3.100ml = 3.600 ml. Kapasitas residu fungsional adalah jumlah volume udara residu dan volume udara cadangan ekspiratori = 2.400 ml. Kapasitas vital adalah volume udara cadangan inspiratori + volume udara tidal + volume udara cadangan ekspiratori = 4.800ml. Akhirnya, kapasitas total paru merupakan jumlah semua volume udara, yaitu = 6.000ml (Soewolo, 2003).
Kapasitas inspirasi sama dengan volume alun napas ditambah cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500 mililiter) yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekpirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.
Menurut Hall & Guyton (1996), kapasitas paru paru dibagi menjadi 3 yaitu:
a.       Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasinormal (kira-kira 2300 mililiter)
b.      Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume alun napas dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisis paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 mililiter).
c.         Kapasitas paru total adalah volume maksimum dimana paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa (kira-kira 5800 mililiter); jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu.
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil daripada pria dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil (Hall & Guyton,2007).
Perbedaan frekuensi irama pernafasan dapat disebabkan karena faktor usia, jenis kelamin dan berat tubuh. Hal ini sesuai dengan sumber yang menyatakan bahwa irama dasar respirasi ditentukan oleh sistem saraf dalam medulla dan pons. Ukuran rongga dada dipengaruhi oleh kegiatan otot pernafasan. Otot-otot ini berkontraksi dan relaksasi sebagai respon impuls saraf yang ditransmisi kepadanya dari pusat di otak (Soewolo, 2003).
Faktor-faktor  yang  dapat mempengaruhi pernafasan antara lain:
a.       Jenis kelamin
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil daripada pria, dan lebih besar lagi pada atletis dan orang yang bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis (Guyton & Hall, 1997). Kapasitas  paru  pada  pria  lebih  besar  yaitu  4,8  L  dibandingkan  pada  wanita yaitu 3,1 L (Tambayong, 2001).
b.      Usia
Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur. Semakin tua  usia  seseorang  maka  semakin  besar  kemungkinan  terjadi  penurunan  fungsi paru  (Suyono,  1995).  Kebutuhan  zat  tenaga  terus  meningkat  sampai akhirnya menurun setelah usia 40 tahun berkurangnya kebutuhan tenaga tersebut dikarenakan  telah  menurunnya kekuatan  fisik.  Dalam  keadaan  normal,  usia  juga mempengaruhi  frekuensi  pernapasan  dan kapasitas  paru.  Frekuensi  pernafasan pada  orang  dewasa  antara  16-18  kali  permenit,  pada  anak-anak  sekitar  24  kali permenit  sedangkan  pada  bayi  sekitar  30  kali  permenit.  Walaupun  pada  orang dewasa  pernapasan  frekuensi  pernafasan  lebih  kecil  dibandingkan  dengan  anak-anak  dan  bayi,  akan  tetapi  KVP  pada  orang  dewasa  lebih  besar  dibanding  anak-anak dan bayi. Dalam kondisi tertentu hal tersebut akan berubah misalnya akibat dari suatu  penyakit,  pernafasan  bisa  bertambah  cepat  dan  sebaliknya  (Syaifudin, 1997).
c.       Kebiasaan olah raga
Kesegaran  jasmani  berkenaan  dengan  kondisi  fisik  seseorang  dalam melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa mengalami  kelelahan  yang  berarti  dan  masih  memiliki  cadangan  tenaga  untuk melakukan aktivitas lainnya. Kapasitas  vital  paru  dapat dipengaruhi  oleh  kebiasaan  seseorang  melakukan olahraga. Olah  raga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru sehingga menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume yang lebih  besar  atau  maksimum.  Kapasitas  vital  pada  seorang  atletis  lebih  besar daripada  orang  yang  tidak  pernah  berolahraga.  Kebiasaan  olah raga  akan meningkatkan  kapasitas  paru  dan  akan  meningkat  30 – 40  % (Guyton  &  Hall, 1997). 
Menurut Waluyo (2010), pernapasan pada manusia dapat digolongankan menjadi 2 yaitu:
a.       Pernapasan dada
Pada pernapasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu otot tulang rusuk luar yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rususk ke posisi semula. Bila otot tulang antar rusuk luar berkontraksi maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume dada bertambah besar. Bertambah besarnya akan menyebabkan tekanan dalam rongga dada lebih kecil daripada tekanan luar rongga dada. Karena tekanan udara kecil pada rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, prosesini disebut proses ‘inspirasi’. Sedangkan pada proses ekspirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk kembali ke posisi semula dan menyebabkan tekanan udara di dalam tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada dan aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut ‘ekspirasi’.
b.      Pernapasan perut
Pada pernapasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal ini menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru-paru(inspirasi). Bila otot diafragma bereaksi dan otot dinding perut berkontraksi, isi rongga perut akan mendesak ke diafragma sehingga diafragma cekung ke arah rongga dada. Sehingga volume rongg dada mengecil dan tekanannya meningkat. Meningkatnya tekanan rongga dada menyebabkan isi rongga paru-paru terdesak ke luar dan terjadilah proses ekspresi.



DAFTAR REFERENSI
Das, Souvik. 2013. Development Of A Respiration Rate Meter –A Low-Cost Design Approach. An International Journal (AIJ). Vol 2 No 2.
Dartius, 1995. Fisiologi Tumbuhan. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Guyton, Arthur C dan John . E. Hall . 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC
Guyton, Arthur C dan John . E. Hall . 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
Handoko. 2001. Sistem Pernapasan Manusia. Jakarta: Esis.
Molenaar, dkk. 2014. Forced Expiratory Volume In One Second (Fev-1) Pada Penduduk Yang Tinggal Di Dataran Tinggi. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, No 3.
Soewolo.  2003. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Suyono, Joko. 1995. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta : EGC.
Syaifudin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
Parjatmo,Widjojo. 1987. Panduan Praktikum Biologi Umum 1. Bandung : Angkasa
Rahmat. 2007. Biologi Universitas. Jakarta: Gramedia.
Tambayong,  Jan. 2001. Anatomi  Fisiologi  untuk  Keperawatan.  Jakarta:  Rineka Cipta.
Waluyo, Joko. 1993.Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember : Unej
Waluyo, Joko. 2013.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : Unej
Waluyo, Joko. 2010.Biologi Umum. Jember : Unej
Yatim,Wildan. 1987. Biologi. Bandung : Tarsito

No comments:

Post a Comment