PENGARUH
LINGKUNGAN TERHADAP DENYUT JANTUNG DAPHNIA
![]() |
Oleh
:
Nama : Niki Andalusi
NIM : B1A015082
Rombongan : IV
Kelompok : 5
Asisten : Estri Jayanti
LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Crustacea mempunyai anggota seperti udang, teritip,
lobster dan lain-lain. Habitat Crustacea meliputi air tawar, air laut, dan air
payau. Beberapa larva dan beberapa spesies anggota kelas ini bersifat meliang
(tinggal di dalam liang), sedangkan yang lain bersifat pelagik, bahkan ada yang
menghuni laut dalam. Sebagian besar hidup bebas dan ada yang hidup dalam
kelompok-kelompok besar. Adapun contoh dari anggota Crustacea
adalah Daphnia (Soetrisno, 1989).
Daphnia sp. merupakan kelompok
udang-udangan kecil yang bersifat non selective filter feeder, mudah dikultur, waktu panen cepat dan dapat diperkaya dengan bahan-bahan tertentu. Di alam, Daphnia sp. mengkonsumsi pakan berupa bakteri, fitoplankton, ciliata, dan detritusDaphnia termasuk filum
Arthropoda atau hawan beruas-ruas. Mempunyai
tubuh yang bersegmen yang terbungkus dalam suatu eksoskeleton (rangka luar)
bersegmen yang kuat terdiri terutama atas kitin, suatu polimer dari
N-Asetiglukoamin (NAG) (Darmawan, 2014).
Daphnia termasuk subfilum mandibulata yang memiliki
mandibula yaitu sepasang bagian mulut yang digunakan untuk makan dan mempunyai
antenna. Subfilum ini dibagi dalam empat kelas yaitu Crustaceae, Chilopoda,
Diplopoda, dan Insekta. Daphnia sendiri termasuk dalam kelas Crustaceae berupa
plankton yang memiliki ciri-ciri kaliserata, kepala dan thoraks yang melebur
menjadi cephalothoraks. Daphnia
bernapas dengan insang (Vilee et al., 1984).
Preparat yang digunakan pada saat
praktikum yaitu Daphnia (kutu air). Alasan menggunakan Daphnia karena mudah
didapat. Tubuh Daphnia bersifat transparan sehingga memudahkan dalam pengamatan
denyut jantungnya.
1.2
Tujuan
Praktikum pengaruh
lingkungan terhadap denyut jantung daphnia bertujuan untuk mempelajari pengaruh
temperatur lingkungan dan zat kimia terhadap denyut jantung daphnia.
II.
MATERI DAN CARA KERJA
2.1
Materi
Bahan yang digunakan
dalam praktikum kali ini adalah daphnia, es batu, air panas, dan alkohol 5%.
Alat yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah mikroskop, cavity slide, termometer, sendok plastik,
dan hand counter.
2.2
Cara kerja
Cara kerja yang
dilakukan pada praktikum pengaruh lingkungan terhadap denyut jantung daphnia
yaitu
1. Daphnia diambil dan diletakan di cavity slide.
2. Ukur temperatur air yang digunakan.
3. Amati denyut jantung daphnia dibawah mikroskop dan hitung
denyut jantungnya.
4. Ulangi langkah 1 hingga 3 pada suhu yang berbeda.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Tabel
3.1 Hasil pengamatan Daphnia
Kel
|
Normal
|
Panas
|
Dingin
|
Alkohol
|
||||
Suhu
|
Denyut
|
Suhu
|
Denyut
|
Suhu
|
Denyut
|
Suhu
|
Denyut
|
|
1
|
28oC
|
224
|
66 oC
|
148
|
1 oC
|
144
|
5%
|
252
|
2
|
28 oC
|
252
|
57 oC
|
304
|
5 oC
|
296
|
5%
|
268
|
3
|
28 oC
|
204
|
72 oC
|
192
|
5 oC
|
180
|
5%
|
92
|
4
|
27 oC
|
192
|
66 oC
|
264
|
7 oC
|
120
|
5%
|
212
|
5
|
28 oC
|
372
|
59 oC
|
248
|
5 oC
|
272
|
5%
|
292
|
Gambar
3.1 Daphnia

3.2
Pembahasan
Daphnia adalah crustaceae
yang merupakan hewan planktonik kecil yang berukuean 1-5 mm, termasuk
kedalam subordo Cladocera, yang biasa ditemukan di perairan air tawar yang biasa
disebut kutu air (Siciliano et al., 2015). Disebut demikian karena
cara bergerak yang unik dari organisme ini di dalam air. Ada terdapat banyak
spesis (kurang lebih 400 spesis) dari Daphniidae dan distribusinya sangat luas.
Dari semua spesis yang ada, Daphnia dan Moina yang
paling dikenal, dan sering digunakan sebagai pakan untuk larva ikan (Pangkey, 2009). Daphnia hidup di
air tawar, tubuhnya transparan dan tidak berwarna apabila air sebagai tempat
hidupnya teraerasi dengan baik. Alat gerak utamanya adalah antenna yang
mengatur gerakan ke atas dan ke bawah. Daphnia selalu ditemukan di tempat
hidupnya dengan posisi kepala diatas. Jantung Daphnia merupakan struktur
globular kecil di bagian anterior dan dorsal badan (Widyanita, 2008). Menurut
Barry (2002), daphnia dapat berbagi mekanisme
pengaturan umum yang mendasari neurologis
dengan banyak spesies lain. Jadi,
efek pada daphnia dapat menunjukkan potensi dampak pada beragam taksa.
Jantung
Daphnia merupakan struktur globular kecil di bagian anterodorsal badan.
Kecepatan denyut jantungnya dipengaruhi beberapa faktor, antara lain suhu
lingkungan dan zat kimia (Soegiri, 1988). Guyton (1976)
menambahkan bahwa dalam keadaan normal
denyut jantung per menit sekitar 100 - 150 kali per menit. Peningkatan suhu
menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung besar..
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi denyut jantung
Daphnia, antara lain: Kecepatan denyut jantung Daphnia dipengaruhi beberapa
faktor salah satunya suhu lingkungan (Widyanita, 2008), suhu, oksigen terlarut,
dan pH. Daphnia dapat beradaptasi dengan baik pada perubahan lingkungan
hidupnya dan termasuk dalam ketegori hewan eutitropik dan tahan terhadap
fluktuasi suhu harian atau tahunan. Kisaran suhu yang dapat ditolerir
bervariasi sesuai adaptasinya pada lingkungan tertentu (Mokoginta, 2003). Waterman
(1990) menambahkan bahwa ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi denyut
jantung yaitu: aktifitas (jantung Daphnia akan menjadi lambat setelah makan),
ukuran dan umur, spesies yang besar cenderung mempunyai denyut jantung lebih
lambat, cahaya (Daphnia dalam lingkungan gelap mengalami penurunan denyut
jantung), dan zat kimia penggunaan eter (Eter sering menyebabkan penurunan
aktifitas jantung).
Hasil
pengamatan menunjukan denyut jantung per menit pada daphnia, pengamatan dilakukan dengan
memberikan 4 perlakuan yaitu pada suhu normal, panas, dingin, dan alkohol 5%.
Denyut jantung per menit daphnia pada keadaan normal berdasar perhitungan
kelompok 1 hingga 5 bertutut-turut adalah 224, 252, 204, 192, dan 372 denyut per
menit. Denyut jantung per menit pada
keadaan panas bertutut-turut adalah 148 pada suhu 66oC, 304 pada suhu 57 oC, 192 pada suhu 72
oC, 264 pada suhu 66 oC, 248 pada suhu 59 oC.
Denyut jantung per menit pada keadaan dingin bertutut-turut adalah 144 pada
suhu 1 oC, 296 pada suhu 5 oC, 180 pada suhu oC,
120 pada suhu 7 oC dan 272 pada suhu 5 oC. Denyut jantung
per menit daphnia pada larutan alkohol 5% berturut-turut adalah 252, 268, 92,
212, dan 292. Hasil tersebut tidak sesuai denggan penyataan Kimball (1988), suhu rendah akan mengakibatkan aktivitas metabolisme
turun dan mengakibatkan denyut jantung lambat karena menyuplai sedikit
kebutuhan oksigen.
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan sebelumnya
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Denyut jantung Daphnia sp. dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya, yakni pada
temperatur normal akan berdetak secara normal, namun pada suhu tinggi jantung akan
berdenyut lebih cepat dan pada suhu rendah denyut akan melemah.
2. Faktor
yang mempengaruhi kerja jantung Daphnia
sp. adalah temperatur, zat kimia, faktor-faktor biologis, cahaya, ukuran tubuh,
dan umur.
DAFTAR
REFERENSI
Barry, M. J. 2002. Progress toward
Understanding the Neurophysiological Basis of Predator-Induced Morphology in
Daphnia pulex. Physiological and
Biochemical Zoology. Vol. 75 (2) pp. 180.
Darmawan, Jadmiko. 2014. Pertumbuhan Populasi Daphnia Sp. Pada
Media Budidaya Dengan Penambahan Air Buangan Budidaya Ikan Lele Dumbo. Berita Biologi. Vol. 13.
Kimball, John W.,
1988. Biologi. Edisi Kelima. Jilid 2.
Erlangga. Jakarta.
Mokoginta, Ing.
2003. Modul: Budidaya Daphnia. Departemen
Pendidikan Nasional
Mahyuddin,
Kholish. 2010. Panduan Lengkap Agribisnis
Patin. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pangkey, Henneke.
2009. Daphnia dan Penggunaannya. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol. 5
(3) pp. 34.
Siciliano, Antonietta.,Renato Gesuele,
Giovanni Pagano, & Marco Guida. 2015. How Daphnia (Cladocera) Assays may be
used as Bioindicators of Health Effects?. J Biodivers
Endanger Species. Vol. 1.
Soegiri, N. 1988. Zoologi Umum. Jakarta :
Erlangga.
Soetrisno. 1989. Diktat Fisiologi Hewan. Purwokerto : Fakultas Peternakan UNSOED.
Ville, C. A, W.F. Walker and R.D. Barnes. 1988. Zoologi Umum. Jakarta : Erlangga.
Waterman,
T.H. 1960. The Phsyology of Crustacea Volume
I. New York : Academic Press.
Widyanita, A.,
Dessy R.DK., Nungki L., Charisama E., Nararia W. W. 2008. Pengaruh Suhu Terhadap Denyut Jantung Daphnia. Surabaya : Universitas
Negeri Surabaya.
No comments:
Post a Comment