ANATOMI
IKAN NILEM (Osteochilus vittatus)
ANATOMI IKAN LELE (Clarias gariepinus)

Oleh :
Nama : Niki Andalusi
NIM : B1A015082
Rombongan : III
Kelompok : 2
Asisten : Ani Septiani
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks. Ikan
terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas
hidup. Ikan adalah hewan berdarah dingin yang hidup di air.bertulang belakang,
poikiloterm, bergerak dengan menggunakan sirip, bernafas dengan insang, dan
memiliki gurat sisi (linea lateralis) sebagai organ keseimbangannya
(Radiopoetro, 1991).
Tubuh ikan terdiri atas caput, truncus, dan cauda. Diantaranya tidak ada
pembatas yang nyata sebagai batas antar caput, truncus, dan ekor. Sebagai
batas antar caput dan truncus yaitu dari tepi caudal operculum dan sebagai batas
antara truncus dan ekor yaitu dari anus (Marshall, 1980).
Ikan lele (Clarias
batrachus) adalah vertebrata yang termasuk kelas pisces karena habitatnya
di air yaitu hidup di air tawar, dan merupakan family dari Clariidae. Tubuh
ikan lele dibagi menjadi 3 bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan
ekor (cauda). Dimana bagian kepala dimulai dari ujung moncong sampai dengan
batas tutup insang, badan dimulai dari belakang tutup insang sampai dengan
anus, dan ekor dimulai dari belakang anus sampai ujung sirip ekor (sarwono, 2007).
Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) merupakan ikan
endemic Indonesia yang hidup di sungai-sungai dan rawa-rawa. Namun,
sejalan dengan perkembangan, ikan tersebut kemudian dibudidayakan di
kolam-kolam untuk tujuan komersial. Hampir 80 % produksi ikan nilem berasal dari Jawa Barat (Djuhanda, 1984).
Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) dan ikan Lele (Clarias gariepinus) digunakan dalam
pratikum kali ini karena ikan Nilem maupun ikan Lele harganya lebih terjangkau.
Ikan Lele maupun ikan Nilem mudah didapat. Ukuran ikan tersebut lebih kecil
dari pada class Pices yang lain (Marshall, 1980).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Hewan
kali ini adalah untuk mengetahui Morfologi dan Anatomi Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) dan ikan
Lele (Clarias gariepinus).
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah bak preparat, pinset dan gunting
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Nilem (Ostheochillus vittatus) dan Ikan Lele (Clarias gariepinus )
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1.
Ikan dilumpuhkan syaraf pusatnya dengan
cara ditusuk pada kepala hingga tembus ke otak dengan menggunakan gunting
bedah.
2.
Ikan di bedah dari lubang
urogenitalia (dubur) hingga ke arah anterior sepanjang medioventral searah
dengan sirip dada.
3.
Pengguntingan dilakukan dari lubang
urogenitalia ke bagian kanan terlebih dahulu. Setelah itu, baru digunting dari
lubang urogenitalia ke bagian kiri. Hal ini dilakukan dengan perlahan agar
organ dalam tidak rusak sehingga banyak darah yang keluar menutupi organ yang
akan diamati.
4.
Setelah digunting, bagian belahan
daging dibuka menggunakan bantuan pinset.
5.
Organ dalam ikan diamati. Jika ada
bagian yang belum terlihat jelas, maka pengguntingan dilanjutkan tetapi jangan
sampai ada bagian yang putus.
B.
Pembahasan
A.
Ikan
Nilem (Ostheochilus vittatus)
Ikan Nilem (Osteochilus vittatus), menurut Nelson
(1994) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Super Class : Taleostomi
Class :
Actinopterygii
Subclass : Nepterygii
Divison : Teleostei
Subdivision : Euteleostei
Superorder : Ostariophysi
Ordo :
Cypriniformes
Familia : Cyprinidae
Genus :
Osteochilus
Spesies : Osteochilus
vittatus
Hasil pengamatan
praktikum ini didapatkan morfologi luar Ikan Nilem dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu caput, truncus dan cauda. Caput terbentang mulai dari ujung
moncong sampai dengan akhir operculum. Truncus membentang dari akhir operculum
sampai dengan anus. Cauda terbentang dari belakang anus sampai dengan ujung sirip ikan. Caput Ikan
Nilem meliputi cavum oris (mulut) terdapat pada ujung moncong terdapat gigi
pada rahangnya, organon visus (mata) terletak sebelah lateral tanpa kelopak
mata dan operkulum. Bagian truncus dari Ikan Nilem terdiri dari berbagai jenis
sirip. Sirip-sirip tersebut berfungsi membantu pergerakan Ikan Nilem di dalam
air (Jasin, 1989).
Sirip-sirip ikan
nilem terdiri dari sirip punggung (pinna dorsalis), sepasang sirip dada (pinna
pectoralis), dan sirip perut (pinna abdominalis). Selain sirip pada bagian
truncus juga terdapat porus urogenitalis , yaitu lubang tempat alat reproduksi
dan tempat pengeluaran hasil ekskresi. Cauda Ikan Nilem terdapat sirip ekor
tunggal (pinna analis). Diseluruh bagian tubuh Ikan Nilem juga terdapat sisik
dengan bentuk pipih dan bulat sehingga disebut cycloid (Jasin, 1989).
Ikan Nilem mempunyai bentuk tubuh pipih, mulut dapat
disembulkan. Posisi mulut terletak diujung hidung (terminal). Posisi sirip
perut terletak dibelakang sirip dada (abdominal). Rahang atas sama panjang atau
lebih panjang dari diameter mata, sedangkan sungut moncong lebih pendek
daripada panjang kepala. Permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik garis
rusuk ke-8 sampai ke-10. Bentuk sirip dubur agak tegak, permulaan sirip dubur
berhadapan dengan sisik garis rusuk ke-22 atau ke-23 dibelakang jari-jari sirip
punggung terakhir. Sirip perut dan sirip dada hampir sama panjang. Permulaan
sirip perut dipisahkan oleh 4-4 ½ sisik dari sisik garis rusuk ke-10 sampai
ke-12. Sirip perut tidak mencapai dubur, sirip ekor bercagak. Tinggi batang
ekor hampir sama dengan panjang batang ekor dan dikelilingi oleh 16 sisik
(Weber, de Beaufort 1916, Nuryanto 2001).
Ikan Nilem
memiliki sistem pencernaan yang dimulai dari cavum oris, oesophagus, kantung
empedu, ductus pneumaticus dan limfa. Dalam tubuhnya dapat terlihat organ pencernaan
yaitu usus yang panjang, ini dikarenakan ikan ini termasuk tipe herbivora.
Kantung empedu (vesica felea) yang terletak pada usus bagian depan, berupa
kantung bulat hijau kebiru-biruan. Kantung empedu ini berhubungan dengan usus
melalui ductus choledochus, lalu saluran akhir pencernaan yaitu anus atau porus
urogenitalus, hal ini juga diungkapkan oleh Radiopoetro (1977).
Alat respirasi
yang terdapat pada Ikan Nilem adalah insang yang terdiri dari empat ruang yang
setiap ruangnya terdiri dari dua filament insang tipis. Selain insang juga
terdapat operculum yang berfungsi untuk melindungi insang agar saat melakukan
respirasi udara yang masuk tidak bercampur dengan masuknya air yang mengikat
oksigen ke rongga mulut. Setelah itu, air melewati insang. Pada insang terjadi
penyaringan oksigen dan disini terjadi pertukaran gas karbondioksida, di dalam
darah yang dikeluarkan melalui insang dan suplai oksigen masuk melalui arus air
ketika insang terbuka. Oksigen yang
telah disaring kemudian diedarkan melalui kapiler-kapiler darah yang terdapat
pada insang (Storer, 1957).
Sistem urinaria
atau eksresi pada Ikan Nilem adalah ren yang terjadi dari mesonephros, ureter
yang terjadi dari ductus mesonephridicus, vesica urinaria, dan sinus
urogenitalis. Sepasang ren yang memanjang sepanjang dinding dorsal abdomen,
kanan dan kiri dari linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren.
Selanjutnya, ureter membesar dan membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara ke
dalam sinus urogenitalis. Sinus
urogenitalis bermuara keluar melalui porus urogenitalis yang terdapat
caudal dari anus, cranial dari pangkal
pinna analis (Noris dan Rhicard, 1987).
Organ reproduksi
pada vertebrata dalam hal ini Ikan Nilem terdiri dari gonad dengan saluran
kelenjar aksesoris nya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel
kelamin betina (ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel
kelamin jantan (spermatozoa) yang disebut dengan testis. Ikan jantan memiliki
sepasang testis yang berukuran panjang, dan terletak di bagian ventral dari
ren. Ujung
cauda mulai vas deferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ikan betina
memiliki sepasang ovarium yang panjang dan secara simetris berada pada sisi
kanan dan kiri tubuh. Di sebelah dalam ovarium terdapat banyak sarang-sarang
telur yang berisi sel gamet primordial (oogonia atau oosit). Ovarium ini
mempunyai rongga yang ke cauda melanjutkan ke oviduct, yang bermuara ke dalam
sinus urogenitalis. Fertilisasi dilakukan di dalam air. Telur-telur dilekatkan pada tumbuhan yang ada di
air. Ikan nilem jantan dan ikan nilem betina dapat dibedakan setelah ikan masak
kelamin. Permukaan luar operkulum (tutup insang) ikan jantan apabila diraba
terasa kasar sedangkan ikan betina terasa halus. Ikan jantan apabila diurut
perutnya dari operkulum ke papilla genital maka akan keluar cairan seperti santan
(milt) sedangkan ikan betina tidak. Perut ikan jantan langsing sedangkan ikan
betina membuncit dan lunak. (Radiopoetro, 1991).
B. Ikan Lele (Clarias
gariepinus)
Ikan Lele (Clarias gariepinus), menurut Djuhanda
(1984) dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Phylum :
Chordata
Subphylum :
Vertebrata
Class :
Pisces
Subclass :
Teleostei
Ordo :
Ostariophysi
Subordo :
Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies :
Clarias gariepinus
Menurut Sarwono
(2007), ikan lele (Clarias gariepinus)
adalah vertebrata yang termasuk kelas
pisces karena habitatnya di air yaitu hidup di air tawar dan merupakan famili
dari clariidae. Tubuh ikan lele terdiri 3 bagian yaitu kepala (caput), badan
(truncus) dan ekor (cauda). Dimana bagian kepala dimulai dari ujung moncong
sampai dengan batas tutup insang, badan dimulai dari belakang tutup insang
sampai dengan anus dan ekor dimulai dari belakang anus sampai ujung sirip ekor.
Tubuh Ikan Lele
tidak memiliki sisik, tetapi memiliki kulit berlendir dan pigmen hitam yang dapat berubah menjadi pucat
apabila terkena cahaya matahari, tampak pula alat keseimbangan yang berupa
gurat sisi (linea lateralis) dibagian tengah sisi truncusnya. Ikan Lele
mempunyai sirip punggung dan sirip dubur yang memanjang sampai ke pangkal ekor
namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil atau taji
untuk melindungi dirinya dari serangan atau ancaman dari luar yang
membahayakan, panjang maksimum mencapai 400 mm (Jasin, 1989).
Ikan Lele tidak
mempunyai gelembung renang (vesica metatoria) yang merupakan alat keseimbangan
naik turun dalam air, hal ini dikarenakan ikan lele lebih sering berada didasar
perairan (lumpur). Ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan yaitu organ
arborescent yang berupa kulit tipis menyerupai spons. Dengan adanya alat
pernafasan tambahan ini ikan lele dapat hidup pada air dengan kondisi kadar
oksigen rendah (Jasin, 1989).
Menurut
Puspowardoyo dkk (2002), ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinnus) memiliki morfologi
yang mirip dengan ikan lele lokal (Clarias
batrachus). Bentuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng dan batok
kepalanya keras, tidak bersisik dan berkulit licin, mulut besar, warna kulit
badannya terdapat bercak-bercak kelabu seperti jamur kulit manusia (panu). Ciri-ciri
morfologis lele dumbo lainnya adalah sungutnya. Sungut berada di sekitar mulut
berjumlah delapan buah atau empat pasang terdiri dari sungut nasal dua buah,
sungut mandibular luar dua buah, sungut mandibular dalam dua buah dan sungut
maxilar dua buah. Ikan lele dumbo mempunyai lima buah sirip yang terdiri dari
sirip pasangan (ganda) dan sirip tunggal. Sirip yang berpasangan adalah sirip
dada (pectoral) dan sirip perut (ventral), sedangkan yang tunggal adalah sirip
punggung (dorsal), ekor(caudal) serta sirip dubur (anal). Sirip dada ikan lele
dilengkapi dengan patil atau taji tidak beracun.
Sistem pencernan
pada Ikan Lele (Clarias gariepinus)
dimulai dari mulut, rongga mulut, faring, oesophagus, lambung, pylorus, usus,
rectum dan anus. Struktur anatomi mulut Ikan Lele erat kaitannya dengan caranya
mendapatkan makanan. Sungut terdapat disekitar mulut lele yang berperan sebagai
alat peraba atau pendeteksi makanan dan ini terdapat pada ikan yang aktif
mencari makan pada malam hari (nokturnal). Rongga mulut pada ikan lele
diselaputi oleh sel-sel penghasil lendir yang mempermudah jalannya makanan ke
segmen berikutnya. Rongga mulut ikan lele juga terdapat organ pengecap yang
berfungsi untuk menyeleksi makanan. Faring pada ikan berfungsi untuk menyaring
makanan yang masuk, karena insang mengarah pada faring maka material bukan
makanan akan dibuang melalui celah insang (Djuhanda, 1984).
Sistem respirasi
pada Ikan Lele tersusun atas ingsang yang berada pada sisi kiri dan kanan
kepala. Menurut Angka, S.L (1990), ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan
yang disebut Aborescent organ yang merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh
dengan kapiler darah. Alat ini terletak di dalam ruangan sebelah atas insang.
Dalam sejarah hidupnya lele harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk
itu ia akan menyembul kepermukaan air. Oleh karena itu jika pada kolam terdapat
banyak eceng gondok ikan ini tidak berdaya.
Organ utama pada
sistem ekskresi Ikan Lele (Clarias gariepinus)
adalah ginjal. Urin yang dihasilkan ginjal disalirkan melalui ureter yang
berjalan di pinggiran rongga-rongga abdomen sebelah dorsal menuju ke belakang.
Ureter yang kiri dan yang kanan bertemu di bagian belakang menjadi kantong urin
(vesica urinaria) dan dari urin dikeluarkan melalui uretra yang bermuara di
anus (Radiopoetro, 1991).
Sistem reproduksi
pada Ikan Lele jantan dan Ikan Lele betina jelas berbeda. Pada Ikan Lele jantan
terdapat sepasang testis dan bagian luar tampak klasper yang bentuknya meruncing
berwarna merah dan merupakan alat kelamin yang berfungsi untuk menyalurkan
sperma keluar tubuh. Ikan lele betina pada bagian tubuhnya terdapat ovarium
yang berisi butiran-butiran telur yang akan dikeluarkan pada saat waktunya
untuk bereproduksi. Ikan Lele melakukan fertilisasi eksternal, jadi ikan jantan
membuahi telur diluar tubuh induk. Perbedaan Ikan Lele jantan dan Ikan Lele
betina yaitu pada Ikan Lele jantan terdapat alat kelamin yang terletak di dekat
anusnya, berwarna cerah dan meruncing (klasper), sedangkan alat kelamin Ikan
Lele betina tampak membulat (Kriswantoro, 1986).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Anatomi Ikan Nilem (Osteochillus vittatus) dan Ikan Lele (Clarias gariepinnus) terdiri atas
kepala,badan,dan ekor. Insang berperan penting dalam respirasi Ikan Nilem
dan Ikan Lele. Sistem pencernaan Ikan Nilem terdiri
dari lidah, hati, gastrum, intestine, pancreas, kantung empedu. Sedangkan pada
Ikan Lele terdiri dari faring, eosophagus, gastrum,
intestine. Sitem pernapasan Ikan Nilem hanya
insang. Jika di Ikan Lele ada alat tambahan pada pernapasan yaitu aborescent. Sistem ekskresi pada Ikan Nilem dan
ikan Lele sama yaitu menggunakan ginjal dan ureter. Pada Ikan Nilem dan Ikan lele
memiliki sistem reproduksi yang sama yaitu melalui gonad.
B.
Saran
Saran untuk praktikum kali ini praktikan diharapkan dapat lebih
berhati-hati dalam melakukan proses pembedahan agar preparat tidak rusak serta
praktikan lebih berani dalam bergantian melakukan pembedahan.
DAFTAR
REFERENSI
Angka,
S. L. 1990. The Pathology of Walking of Catfish, Clarias Batrachus infecterd
Intraperitoneally with Aemonas Hydropila. Asian Fish. Sci.
Djuhanda,
1994. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 2. Bandung: Americo.
Jasin,
m. 1989. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata UntukUniversitas Cetakan
Ketiga. Surabaya: Sinar Wijaya.Kriswantoro, M. 1986. Mengenal ikan Air Tawar.
Jakarta: Karya Bani.
Marshall,A.J.1980.Textbook
of Zoogology Vertebrates. London: English Language Book Society and Macmillan.
Nelson,
Js. 1994. Fishes of the World. Third Edition. New York: John Wiley & Sons
inc.
Norris,
David O. And Richard E. Jones. 1987. Hormones and Reproduction in Fishes,
Amphibians, and Reptiles.New York and London: Plenum Press.
Nuryanto,
A. 2001. Morfologi, Kariotip, dan pola Protein ikan Nilem dari Sungai Cikawung
dan Kolam Budidaya Kabupaten Cilacap. Tesis Program Pascasarjana. IPB.
Puspowardoyo,
H. dan Djarijah. 2002. Pembenihan dan Perbesaran
Ikan Lele Dumbo Hemat Air. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Radiopoetro.
1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Radiopoetro.
1991. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Sarwono,
B. 2007. Beternak Lele Dumbo. Jakarta: Agromedia.
Storer
and Usinger. 1957. Element of Zoology. USA: Hill Company inc.
No comments:
Post a Comment