iklan

Wednesday, March 8, 2017

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI KATAK SAWAH



ANATOMI KATAK SAWAH
(Fejervarya cancrivora)










Oleh :
Nama              : Niki Andalusi
NIM                : B1A015082
Rombongan   : III
Kelompok      : 2
Asisten            : Ani Septiani








LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN









KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I.  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Amphibia umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup didua alam yakni di air dan di daratan. Amphibia bertelur di air atau menyimpan telurnya ditempat yang lembab dan basah. Ketika menetas larvanya yang dinamakan berudu yang hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru (Kimball, 1992).
Ampibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir, merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), mempuyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit yang hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk kedalam rongga mulut ketika menyelam, dan berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan diluar tubuh induknya atau pembuahan eksternal (Brotowidjoyo, 1985).
Katak adalah hewan Amphibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Katak memiliki kulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul. Beberapa jenis katak, pada sisi tubuhnya memiliki lipatan kulit berkelenjar, mulai dari belakang mata hingga di atas pangkal paha yang disebut lipatan dorsolateral. Katak mempunyai mata berukuran besar, dengan pupil mata horisontal dan vertikal. Beberapa jenis katak memiliki pupil mata berbentuk berlian atau segi empat yang khas bagi masing-masing kelompok. Tubuh katak betina biasanya lebih besar daripada yang jantan. Ukuran katak dan kodok di Indonesia bervariasi dari yang terkecil hanya 10 mm, dengan berat hanya satu atau dua gram sampai jenis yang mencapai 280 mm dengan berat lebih dari 1500 gram (Iskandar, 1998).
            Katak sawah (Fejervarya cancrivora) digunakan sebagai preparat dalam praktikum kali ini untuk mewakili kelompok Amphibia. Katak sawah dipilih karena kulitnya tidak beracun. Selain itu, hewan ini memiliki struktur dan morfologinya mudah diamati.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi dan anatomi Katak (Fejervarya cancrivora)


II.   MATERI DAN METODE
A.    Materi
Alat yang digunakan adalah Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah.
Bahan yang digunakan adalah Katak sawah (Fejervarya cancrivora), air kran, kloroform, tissue.
B.     Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagi berikut:
1.      Katak dimasukkan ke dalam kloroform dan dibiarkan sampai mati lemas.
2.      Katak yang telah mati diletakkan dengan bagian dorsalnya yang menempel pada meja preparasi.
3.      Katak digunting kulitnya dari bagian medio-posterior ke arah anterior hingga seluruh kulit ventral itu dilepaskan.

B. Pembahasan
Katak sawah (Fejervarya cancrivora) dimasukkan ke dalam ordo Anura. Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor (anura: a tidak, ura ekor). Ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan, hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat (Duellman and Trueb, 1986).
Menurut Radiopoetro (1977), klasifikasi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) adalah sebagai berikut :
Phylum            : Chordata
Sub Phylum     : Vertebrata
Class                : Amphibia
Ordo                : Anura
Familia            : Ranidae
Genus              : Rana
Species            : Fejervarya cancrivora
Katak memiliki empat kaki dan tubuh yang jongkok. Katak berjalan dengan melompat, tidak memiliki ekor dan leher yang jelas. Kaki belakang katak lebih panjang yang berfungsi untuk mencari mangsa. Mata katak sangat besar dan pupil mata vertikal dan juga horizontal. Jari katak berbentuk silindris dan pipih serta kadag memiliki lipatan kulit lateral yang lebar. Kulit katak bermacam-macam, ada yang halus dan ada yang kasar. Sisi tubuh beberapa katak terdapat lipatan kulit lateral lebar dan kelenjar mulai dari belakang mata sampai di atas pangkal paha yang disebut lipatan dorsal lateral. Terdapat juga lipatan serupa yang disebut lipatan suprasimponik dimulai dari belakang mata memanjang di atas gendang telingan dan berakhir dekat pangkal lengan (Iskandar, 1998). 
Tubuh katak dan juga vertebrate lainnya tersusun atas 3 macam otot. Otot polos yang kerjanya diluar kemauan, otot lurik yang kerjanya dalam kemauan dan otot jantung yang kerjanya di luar kemauan. Sistem otot pada katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu sistem otot pada bagian kepala, sistem otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen, dan sistem otot pada extrimitas posterior. Sistem otot pada bagian kepala terdiri dari muscullus mandibularis dan muscullus submandibularis. Sistem otot pada daerah pectoral terdiri dari  muscullus pars episternalis, muscullus pars scapularis, muscullus coracoradialis, muscullus deltoideus, muscullus epicoracoid, dan muscullus abdominalis. Muscullus pectoralis terdiri dari tiga muscullus, yaitu muscullus coracoradialis, muscullus epicoracoid, dan muscullus abdominalis. Sistem otot daerah abdomen terdiri dari muscullus rectus abdominis, muscullus obliqus externus, dan muscullus obliqus internus. Muscullus rectus abdominis terdapat medio ventral tubuh yang ditengahnya terdapat tendo berwarna putih yang disebut linea alba dan juga terdapat inscriptio tendinae. Daerah extrimitas posterior terdapat muscullus trisep femoris, muscullus gracillis minor, muscullus gracillis mayor, muscullus sartorius, dan muscullus adductor magnus. Pada bagian crus dibangun oleh muscullus gastronimeus, muscullus tibialis anticus longus, muscullus tibialis anticus brevis, muscullus tibialis posticus, dan juga terdapat otot tendon dan tulang tibio fibula (Djuhanda,1984).
Kulit katak memiliki kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir yang licin. Warna kulit katakdapat berubah sesuai dengan cahaya yang ditangkap oleh tubuh untuk dapat berubah. Perubahan warna kulit katak dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk melindungi diri dari perhatian hewan pemangsa. Kulit katak juga berfungsi dalam pertukaran gas (Kastowo, 1984). 
Katak sawah merupakan hewan kosmopolitan. Habitat katak sawah biasanya di areal persawahan yang tergolong lembab. Kondisi tersebut berpotensi terpaparnya katak sawah oleh bakteri, jamur, dan virus patogen misal oleh water mold Saprolegnia sp dan virus Ambystoma tirgrinum (Culp et al. 2007).
Tubuh amphibia khususnya katak, terdiri dari kepala, badan, dan leher yang belum tampak jelas. Kulit katak terlepas dari otot yang ada di dalamnya, sehingga bagian dalam tubuh katak berupa rongga-rongga yang berisi cairan limfa subkutan. Kulit ini hampir selalu basah karena adanya sekresi kelenjar-kelenjar mucus yang banyak terdapat didalamnya. Selain itu, kulit katak juga banyak mengandung kapiler-kapiler darah dari cabang-cabang vena kutanea magna dan arteri kutanea. Amphibi dewasa memiliki mulut lebar dan lidah yang lunak yang melekat pada bagian depan rahang bawah (Djuhanda, 1982).
Katak memiliki caput (kepala) yang terdiri dari mulut, hidung, mata, dan telinga. Mata katak berpasangan dan bentuknya menonjol keluar, yang terletak di sebelah postero dorsal dari nares atau hidung. Mata tersebut terlindung oleh dua buah palpebra atau kelopak mata, yaitu palpebra inferior (berupa kulit yang tidak dapat digeser-geserkan). Mata juga dilindungi oleh selaput yang disebut membran nictitans yang dapat digerakkan  ke arah superior-inferior. Selaput ini melindungi mata saat katak berada di dalam air. Mulut katak berfunsi dalam pernafasan dan pengambilan makanan. Mulut terletak pada ujung anterior dari caput, lebar dan dibatasi oleh os mandibula (tulang rahang bawah) yang tidak bergigi dan os premaksilla dan maksilla (tulang rahang atas) dengan gigi kecil berbentuk kerucut tajam. Hidung (nares) berhubungan dengan mulut melalui struktur yang disebut choane. Membran tympani atau selaput gendang pendengaran terletak poste-lateral dari mata. Membran ini dikelilingi oleh annulus tympanicus (cincin rawan) yang ditengahnya membayang columella (tulang telinga) sebesar sebuah titik (Radiopoertro, 1996).
Sistem pencernaan pada katak meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar penceranaan. Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah rongga mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan kloaka. Kelenjar penceranaan katak meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas (Sumanto, 1994). Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah katak dapat untuk menangkap makanan atau mangsa seperti serangga. Saluran pencernaan mulai dari esophagus yang sagat pendek, terdiri dari konstruksi yang kecil-kecil, tepinya bersilia dan sebagai alat cerna yaitu sel-sel secretoris, kemudian ke usus 12 jari dan usus halus yang berkelok-kelok dan selanjutnya ke usus besar yang lebar. Setelah ke usus besar langsung menuju ke kloaka, yaitu tempat lubang pelepasan (Kastowo, 1984). 
Pembuahan pada katak dilakukan di luar tubuh. Katak jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betinanya dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang katak jantan akan memijat perut katak betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat bersamaan katak jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang dikenal metamorfosis (Radiopoertro, 1996).
Sistem reproduksi katak sawah
1.      Katak jantan
a.       Testis, sepasang berbentuk bulat telur, berwarna putih kekuningan. Terletak di atas ginjal dan berisi cadangan makanan yang digunakan pada musim kawin. Jaringan ini menghasilkan spermatozoid yang dilindungi oleh selaput nesopehium. Spermatozoa dikeluarkan melalui vena efferensia melalui bagian lateral dan ren.
b.      Vena efferensia. Berupa saluran halus dari testis serta melalui nesorchium. Selanjutnya sperma dikeluarkan melalui ren dan bermuara di ductus urospemachitus.
c.       Ductus spermachitus, sepasang terletak pada bagian lateral dan ren bermuara di kloaka. Saluran ini menyalurkan spermatozoa dan urine ke kloaka.
d.      Vesicula seminalis, merupakan bagian caudal dari ductus urospermachitus serta tempat penyimpanan terakhir dari spermatozoa.
2.      Katak betina
a.       Ovarium merupakan sepasang kantong yang terdiri dari sel-sel telur dan bila banyak akan menutupi seluruh bagian abdomen serta dilindungi oleh selaput tipis nesovarium yang dengan bantuan gerakan silia serta otot abdomen telur, telur tersebut didorong ke depan menuju osteum tube yang terletak di kiri dan kanan dan merupakan pangkal dari saluran telur.
b.      Saluran telur, sepasang berliku-liku dan berwarna putih telur yang masak dan masuk ke oviduk, dan sebelum bermuara di kloaka akan masuk ke ovisoe (uterus).
c.       Uterus merupakan tempat penyimpanan sementara sel telur sebelum keluar dari tubuh karena fertilisasi.
d.      Badan-badan lemak (corpus adiposum) menyerupai daun berwarna kekuningan yang terletak di atas ginjal dan berisi cadangan makanan yang digunakan musim kawin (Radiopoertro, 1996).


IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Katak sawah (Fejervarya cancrivora) memiliki caput (kepala) yang terdiri dari mulut, hidung, mata, dan telinga. serta trunkus (badan) yang memiliki lubang cloaca, sepasang extremitas anterior dengan 4 digiti, dan sepasang extremitas posterior dengan 5 digiti.
Anatomi katak sawah (Fejervarya cancrivora)  berupa anatomi mulut, anatomi otot ventral, anatomi otot posterior, anatomi sistem viscera insitu, anatomi sistem pencernaan, dan anatomi sistem reproduksi.
B.     Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah praktikan diharapkan lebih terampil dalam melakukan pembedahan serta lebih berani dalam melakukan praktikum.


DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, Mukayat J. 1985. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Culp, C. E., Joseph O., Falkinham I., & Lisa K. B.. (2007). Identification of The Natural Bacterial Microflora on The Skin of Eastern Newts, Bullfrog Tadpoles and Redback Salamanders. Jurnal Herpetologica. Vol (63), pp. 66-71.
Djuhanda, Tatang. 1982. Analisa Struktur Vertebrata. Bandung: Armico.
Djuhanda, Tatang. 1984. Analisa Struktur Vertebrata Jilid 2. Bandung: Armico.
Duellman, W.E. and L.Trueb. 1986.Biology of Amphibians. New York: McGraw – Hill Book Company.
Iskandar, T. 1998. Amphibia Jawa dan Bali. Bogor : Puslitbang Biologi.
Kastowo. 1984. Anatomi Komparativa. Jakarta: Erlangga.
Kimball. 1992. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga

No comments:

Post a Comment