iklan

Friday, March 3, 2017

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I


HEMATOLOGI I









 












Oleh :
Nama                      : Niki Andalusi
NIM                        : B1A015082
Rombongan           : IV
Kelompok              : 5
Asisten                    : Estri Jayanti




LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I.  PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
            Hematologi adalah ilmu tentang darah dan jaringan pembentuk darah yang merupakan salah satu sistem organ terbesar dalam tubuh makhluk hidup. Darah membentuk 6%-8% dari berat tubuh total dan terdiri dari sel-sel darah yang tersuspensi di dalam suatu cairan yang disebut plasma. Tiga jenis sel darah utama adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Cairan plasma membentuk 45%-60% dari volume darah total, sel darah merah menempati sebagian besar volume sisanya (Sacher & Richard, 2000).
Hematologi merupakan cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya, hematologi digunakan sebagai petunjuk keparahan suatu penyakit. perubahan hematologi dan kimia darah baik secaran kualitatif maupun kuantitatif dapat menentukan kondisi kesehatan hewan. Sel dan plasma darah mempunyai peran fisiologis yang sangan penting dalam diagnosis, prognosis dan terapi suatu penyakit (Soetrisno, 1987).
            Pengukuran hematologi hewan meliputi pengukuran kadar hemoglobin, penghitungan total eritrosit, penghitungan total leukosit dan dan pengukuran hematokrit. Kadar hemoglobin, jumlah dan bentuk sel darah hewan berbeda-beda. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif. Eritrosit mamalia tidak berinti dan berbentuk bulat. Eritrosit ikan berinti, berbentuk elips dan berwarna merah muda. Kadar hemoglobin bervariasi dengan jumlah sel darah merah yang ada. Secara fisiologis, hemoglobin sangat penting untuk kehidupan hewan dan sangat menentukan kemampuan kapasitas pengikatan oksigen oleh darah (Guyton, 1976).
            Darah merupakan suatu jaringan yang terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit yang terendam dalam plasma darah cair. Darah beredar dalam system vascular, mengangkut oksigen dari paru dan nutrien dari saluran cerna ke jaringan lain ke seluruh tubuh. Eritrosit adalah korpuskel-korpuskel kecil kecil yang memberi warna merah pada darah. Eritrosit berkembang dalam sumsum tulang sebagai sel sejati. Trombosit adalah badan kecil tanpa nukleus dan tidak berwarna yang ditemukan dalam darah semua mamalia. Badan kecil ini berfungsi untuk pembekuan darah pada tempat cedera pembuluh darah dan berfungsi mencegah kehilangan darah yang berlebihan. Leukosit merupakan jenis sel darah putih yang memiliki nucleus dan tidak berwarna dalam keadaan segar. Jumlah leukosit dalam sirkulasi berkisar antara 5000-9000 per millimeter kubik darah (Bloom &Fawcett, 1994).          
            Praktikum Hematologi I hewan yang diujikan yaitu ayam, mencit, dan ikan nilem. Alasan menggunakan hewan uji tersebut karena mudah didapat dan harganya dapat dijangkau dikalangan mahasiswa. Selain itu karena hewan tersebut mudah dalam pengambilan sampel darahnya.
B.       Tujuan
            Tujuan praktikum Hematologi I yaitu memberikan ketrampilan pada mahasiswa tentang cara pengambilan darah hewan, mengetahui perbedaan bentuk sel darah pada berbagai hewan, serta cara melakukan perhitungan sel darah merah, sel darah putih dan kadar hemoglobin hewan.



II.       MATERI DAN METODE
A.      Materi
            Bahan yang digunakan yaitu larutan Hayem, larutan Turk, larutan 0.1 N HCl, darah ayam (Galus domesticus), akuades, darah mencit (Mus musculus), darah ikan nilem (Osteochilus hasselti), EDTAC (ethylenediamine tetra-acetic acid plus Cetavlon).
            Alat yang digunakan yaitu haemometer, haemositimeter, mangkuk plastik kecil, tabung Sahli, pipet kapiler, mikroskop cahaya, objek gelas dan kaca penutup, spuit, mikropipet, dan hand counter.
B.       Metode
a.       Menghitung jumlah leukosit (pengenceran 10 kali)
1.      Siapkan alat dan bahan.
2.      Darah hewan diisap dengan mikropipet sampai pengenceran menunjukkan angka 1.
3.      Isap larutan Turk yang telah dituangkan terlebih dahulu dalam tabung reaksi, sampai angka 11.
4.      Buanglah beberapa tetes (1-2 tetes), tetes berikutnya dipakai untuk perhitungan.
5.      Siapkan bilik hitung, teteskan cairan dalam pipet.
6.      Lihat di bawah mikroskop dimulai dengan perbesaran lemah.
7.      Hitunglah semua leukosit yang terdapat di dalam bujur sangkar pojok. Jumlah bujur sangkar yang dihitung menjadi 4 x 6= 64 bujur sangkar dengan sisi masiing-masing= ¼ mm.
Jumlah leukosit per mm3=25 x L.
b.      Menghitung jumlah eritrosit
1.      Pengenceran 100 kali.
2.      Cairan pengencernya larutan Hayem.
3.      Semua eritrosit yang dihitung terdapat di dalam bujur sangkar kecil.
Jumlah eritrosit  per mm3=5000 x E.
c.       Mengukur kadar hemoglobin
1.      Tabung Sahli (berskala) ke dalamnya diteteskan 0.1 N larutan HCl hingga batas 10.
2.      Jari ditusuk dengan lancet.
3.      Darah yang keluar diisap dengan pipet isap hingga skala 20 µl.
4.      Darah diteteskan dengan segera ke tabung Sahli yang berisi HCl.
5.      Larutan HCl dan darah diaduk dengan batang pengaduk gelas.
6.      Tabung diletakkan pada komparator yang memiliki warna pembanding.
7.      Tambahkan akuades jika warnanya belum sama hingga warnanya sama.
8.      Bandingkan tabung dan komparatornya.
9.      Nilai skala yang bertepatan dengan tinggi larutan merupakan kadar hemoglobin darah dengan satuan % Hb atau gram Hb per 100 ml.




III.     HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil
Tabel A. 1. Hasil Pengamatan Perhitungan Hematologi
Kel
Hewan Uji
Jumlah Sel Darah Merah
Kadar Hb (gr/dl)
Nilai Hematokrit
Kadar Gula Darah
L
E
1
Ayam
37.025
 1.195.000
7
30%
227
2
Ikan Nilem
335.600
510.000
7,2
15%
224
3
Mencit
2.300
1.050.000
5,9
24%
91
4
Ikan Nilem
17.975
690.000
4,2
17%
90
5
Mencit
2.300
1.155.000
8,2
14,5%
100

Perhitungan:
∑E = 5000 x E
      = 5000 x 231
      = 1.155.000 sel/mm3
∑L = 25 x L
      = 25 x 92
      = 2.300 sel/mm3




B.       Pembahasan
            Hematology berasal dari bahasa Romawi hemat yang berarti darah dan ology yang berarti belajar atau mempelajari. Hematology adalah ilmu  yang mempelajari aspek anatomi , fisiologi dan patologi darah. Komponen darah terdiri plasma dan unsur-unsur pembentuk darah yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit (Nurcholiset al., 2013).
            Dari hasil praktikum yang dilakukan, cara pengambilan sampel darah pada ayam yaitu pertama sayap direntangkan, usap sayap bagian vena dengan tissue yang diberi alkohol. Masukkan jarum suntik ke dalam  pembuluh darah sayap yang sudah diolesi alkohol tersebut. Darah diisap pelan-pelan dengan spuit injeksi.  Darah yang sudah didapat dimasukkan ke dalam mangkuk plastik kecil yang sudah dibasuh dengan larutan HCL 0.1 N. Menurut Sartika (2004), cara pengambilan sampel darah pada ayam yaitu dengan cara diambil pada bagian venajugularis sayap sebanyak 300-500 µl. sampel tersebut berasal dari empat galur ayam lokal dewasa yang tidak berkerabat dan satu galur ayam White Leghorn sebagai outgroup.
            Darah mrupakan jaringan sirkulasi utama yang terdiri dari sel-sel yang tersuspensasi dalam cairan substansi interseluler (plasma) dengan fungsi utama yitu mempertahankan homeostastis (Isaac : Etim et al, 2014). Komponen hematologi terdiri dari sel-sel darah merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau leukosit, dan hemoglobin (Ovawove & Ogunkule dalam Etim et al, 2014). Fungsi utama darah antara lain sebagai : (1) oksgenasi jaringan (2) gizi jaringan (3) pemeliharaan keseimbangan asam – basa (4) pembuangan produk limbah metabolisme dari jaingan (Noercholis, 2013).
            Pengambilan darah yang dilakukan pada mencit yang dilakukan yaitu pada bagian pembuluh darah di ekor mencit tersebut. Hal ini dilakukan karena pada pembuluh darah ekor mencit banyak terdapat darah dan jika diisap dibagian ekor, mencit tidak mati. Pengambilan darah pada ikan dilakukan dibagian gonadnya. Masing-masing hewan uji sebelum diisap darahnya, kain tissue yang sudah dibasuh dengan alkohol diusap 1 arah tetapi pelan-pelan.
            Praktikum Hematologi I banyak menggunakan alat-alat yang memang khusus digunakan untuk perlakuan terhadap darah.Hemositometer atau haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya (Farid et al., 2014). Pada praktikum Hematologi I, kaca penutup (Cover glass) digunakan untuk menutup haemositometer saat melakukan pengamatan di bawah mikroskop.
            Mikroskop merupakan suatu alat bantu yang memungkinkan kita untuk dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Alat ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil (Dwidjoseputro, 1978). Mikroskop pada saat praktikum Hematologi I, digunakan untuk mengamati jumlah eritrosit dan leukosit, pipet thoma sebagai pasangannya berfungsi untuk pengambilan darah. Haemometer berfungsi untuk menghitung kadar haemoglobin dalam darah. Pipet digunakan untuk mengambil eritrosit dan larutan HCl dan tabung sahli merupakan pasangan atau alat pelengkap dari haemometer yang digunakan untuk menampung larutan darah saat akan di ukur kadar haemoglobinnya, hand counter untuk menghitung jumlah eritrosit dan leukosit, spuit digunakan untuk mengambil darah dari hewan uji. Bahan-bahan yang digunakan antara lain darah dari ayam (Galus domesticus), mencit (Mus musculus), dan ikan nilem (Osteochilus hasselti), larutan turk digunakan untuk mengencerkan leukosit, larutan hayem digunakan untuk mengencerkan eritrosit, larutan HCl untuk menimbulkan reaksi dan menghasilkan warna senyawa hernatin asam yang berwarna coklat pekat pada hemoglobin, akuades digunakan sebagai pengencer dan larutan EDTA digunakan untuk mengencerkan darah yang menggumpal.
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah ( Evelyn C. Pearce, 2006 ).
Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan c airan, serta keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja. Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluranpembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluranhalus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantungmelalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ).
Menurut Ali, dkk (2013), darah memiliki peranan yang sangat kompleks untuk terjadinya proses fisiologis yang berjalan dengan baik, sehingga produktifitas ternak dapat optimal. Profil darah pada hewan juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur, jenis kelamin, bangsa, penyakit, temperatur lingkungan, keadaan geografis, dan kegiatan fisik. Berbagai titik lokal yang pakannya disuplementasi probiotik diharapkan mampu meningkatkan status fisiologisnya ditinjau dari jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit.
Fungsi dari sel-sel darah menurut Yuwono (2001) antara lain :
1.      Pengangkutan nutrien dari saluran pencernaan ke jaringan, ke dan dari organ-organ penyimpan, memungkinkan spesialisasi metabolik.
2.      Pengangkutan produk ekskretori dari jaringan ke organ ekskretori, dari organ tempat sintesis ke ginjal.
3.      Pengangkutan gas (oksigen dan karbondioksida) antara organ respiratori dan jaringan; penyimpanan oksigen.
4.      Pengangkutan hormon, misalnya adrenalin (respon cepat) dan hormon pertumbuhan (respon lambat).
5.      Pengangkutan sel fungsi non-respiratori.
6.      Pengangkutan panas dari organ-organ di bagian dalam ke permukaan untuk menghilangkan panas tersebut.
7.      Kekebalan dan pertahanan tubuh dari serangan organisme penyebab penyakit dilakukan oleh leukosit.
8.      Koagulasi, karakteristik inherent pada berbagai darah dan cairan hemolymph; berfungsi untuk proteksi terhadap kehilangan darah.
9.      Pemeliharaan milieu interiur sesuai untuk sel-sel dalam kaitannya dengan pH, ion-ion, nutrien.
            Hematokrit adalah volume eritrosit yang dimampatkan (Packed Cell Volume/PCV) adalah proporsi eritrosit dalam darah lengkap. Untuk mengukur hematokrit, sel-sel eritrosit dalam darah dipadatkan dalam sebuah tabung dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu sehingga membentuk kolom pada bagian bawah tabung. Pengukuran kadar hematokrit dapat diukur pada darah vena atau kapiler dengan tehnik makro atau mikro-kapiler atau dengan metode otomatis. Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum penetapan kadar hematokrit dengan metode mikrohematokrit. Pada metode mikrohematokrit, sampel darah (vena atau kapiler) dimasukkan dalam sebuah tabung kapiler sekali pakai yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada dua macam, yaitu tabung yang dilapisi ammonium heparin biasanya pada ujung tabung berwarna merah, dan tabung tanpa antikoagulaan yang biasanya berwarna biru (Riswanto. 2013).
            Menurut Riswanto (2013), kadar hematokrit akan menurun ketika terjadi penurunan hemokonsentrasi karena penurunan kadar seluler darah atau peningkatan kadar plasma darah, antara lain saat terjadinya anemia. Tetapi dalam hal ini, tidak dapat ditentukan bahwa probandus memang mengalami anemia saat hari tersebut, mengingat probandus mengaku belum pernah melakukan tes darah  dil aboratorium, sehingga belum diketahui apakah probandus memiliki riwayat anemia sebelumnya.Pemeriksaan ini perlu dibuktikan dengan penetapan kadar hemoglobin pada probandus, karena kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit. Apabila kadar hemoglobin rendah maka akan diikuti dengan kadar hematokrit yang rendah pula.
            Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, karena mempunyai sifat dapat memuta cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dala buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70 – 100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah dapat bertambah setelah kita makan-makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada penderita diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 ml darah ( Podjiadi, 1994).
            Jumlaheritrosit dan leukosit pada tiap-tiap spesies berbeda satu sama lain, kemungkinan hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: perbedaan aktivitas, umur, ukuran dan jenis kelamin masing-masing spesies (Maswira, 2008). Ikan yang aktif eritrositnya lebih kecil dari ikan yang tidak aktif, ukuran yang kecil memungkinkan jumlah eritrosit yang lebih banyak (Hadikastowo, 1982).
Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1 : 700. Leukosit adalah bagian dari sel darah yang berinti, disebut juga sel darah putih. Di dalam darah normal didapati jumlah leukosit rata-rata 4000 - 11.000 sel/cc. Jika jumlahnya lebih dari 11.000 sel/mm3 maka keadaan ini disebut leukositosis dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut leucopenia. Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya. Leukosit berperan penting dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap benda-benda asing. Jumlah leukosit lebih banyak diproduksi jika kondisi tubuh sedang sakit, sedangkan pada kondisi tubuh normal jumlah leukositnya lebih sedikit di banding dengan eritrositnya. Sel darah putih berperan dalam melawan infeksi. Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan partus. Jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stress, kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain (Sadikin, 2001). Menurut hasil praktikum menunjukan bahwa pada semua hewan uji, yaitu ikan, ayam dan mencit kandungan leukosit dalam darah lebih sedikit dibandingkan eritrosit. Hasil ini menunjukkan bahwa kondisi tubuh hewan uji normal.





IV.             KEIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Cara pengambilan sampel darah pada ayam yaitu usap sayap bagian vena dengan tissue yang diberi alkohol. Masukkan jarum suntik ke dalam  pembuluh darah sayap yang sudah diolesi alkohol tersebut. Darah diisap pelan-pelan dengan spuit injeksi. Pada mencit yang dilakukan yaitu di bagian pembuluh darah di ekor mencit tersebut. Pengambilan darah pada ikan dilakukan dibagian gonadnya. Masing-masing hewan uji sebelum diisap darahnya, kain tissue yang sudah dibasuh dengan alkohol diusap 1 arah tetapi pelan-pelan.
2.      Cara menghitung eritrosit yaitu dengan cara E x 5000. Hasilnya 1.15 5.000 sel/mm3. Sedangkan cara menghitung leukosit dengan cara L x 25. Hasilnya 2.300 sel/mm3. Cara mengukurvkadar hemoglobin dengan cara menggunakan tabung Sahli, diperoleh kadar hemoglobin sebesar 8.2 gr/dl.
B.       Saran
1.      Dalam melakukan praktikum diharap asisten dapat memanfaatkan jumlah praktikan yang ada dengan membagi tugas.
2.      Praktikan diharap lebih teliti dalam melakukan perhitungan eritrosit maupun leukosit.



DAFTAR REFERENSI

Achmad Shawaludin Ali, dkk. 2013. Jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan hematokrit pada berbagai jenis itik lokal terhadap penambahan probiotik dalam ransum Jurnal Ilmiah Peternakan.Vol 1(3): 1001-1013
Bloom dan Fawcett. 1994. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dwidjoseputro. 1978. Dasar-dasar Mikrobiologi. Surabaya: Djambatan.
Etim et al. 2014. Haematological Parameters and Factors Affecting Their Value. Journal of Science and Education Centre of North America. Vol. 2 no. 1.
Farid, M., Rahmat H., dan M. Andry W. 2014. Hemositometer. Banjarmasin: Politeknik Kesehatan Banjarmasin.
Guyton, A. C. 1976. Text Book of  Medical Physiology.London: W. B. Saunders Company Philadelphia.
Hadikastowo. 1982. Zoologi Umum. Bandung : Unpad.
Karsheva, M., Dinkova, P., Pentehev, I., Ivanova, T. 2009. Blood Rheology- A key for Blood Circulation in Human Body. Journal of the University of Chemical Technology and Metallurgy.Vol. 44, 1, pp 50-54
Nurcholis, A., Aziz, M. dan Muftuch. 2013. Ekstrasi Fitur Roudness untukMenghitung Jumlah Eritrosit dalam Citra Sel Darah Ikan. Jurnal EECIS. Vol. 7(1).
Pearce, Evelyn. C. (2006); Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:  PT.Gramedia Pustaka Utama.
Peodjiadi, Anna. 1994. Dasar – dasar Biokimia. Jakarta : UI Press
Riswanto, 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Jogjakarta : Alfa media & Kanal Medika
Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson. 2000. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Lanoratorium. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sadikin, M. 2001. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medik.
Sartika, Tike, S. Iskandar, L. H. Prasetyo, H. Takahashi. 2004. Kekerabatan Genetik Ayam Kampung, Pelung, Sentul dan Kedu Hitam dengan Menggunakan Penanda DNA Mikrosatelit: I. Grup Pemtaan pada Makro Kromosom. Jurnal Peternakan. Vol. 9 (2): 82.
Soetrisno. 1987. Diktat Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan Unsoed, Purwokerto.
Yuwono, E. 2001. Buku Ajar Fisiologi Hewan I. Purwokerto : Fakultas Biologi Unsoed.

No comments:

Post a Comment